Hyundai, salah satu perusahaan otomotif ternama di dunia, mencoba menerapkan teknologi RFID di perusahaan manufaktur untuk bidang otomotif.
Sebagai perusahaan otomotif yang siap menjadi ranking 1 dunia mendahului Toyota (isu yang dipublikasikan oleh media, tetapi sepertinya masih perlu peningkatan yang signifikan sebelum menjadi nomer 1 dunia)
Diagram disamping menunjukkan bahwa teknologi RFID di perusahaan ini cukup dianggap penting dalam pendistribusian komponen otomotif yang dihasilkan. Selain dapat melacak proses produksi yang sedang berlangsung (
real time monitoring production system), RFID juga dapat digunakan untuk melacak perawatan komponen (
After Sales Service) setelah kendaraan tersebut digunakan oleh konsumen. Sistem yang terintegrasi seperti ini diharapkan dapat membawa kepuasan konsumen yang lebih meningkat, meski ada efek samping seperti
data privacy dan
security berkaitan dengan penggunaan mobil tersebut.
E-Mart adalah sebuah perusahaan retail paling terkemuka di Korea, dikuasai oleh
Shisegae Group, yang dulunya termasuk dalam
Samsung Group dan akhirnya terlingkup dalam
CJ Group (Makanan/Kimia/Hiburan),
Saehan Group (Media elektronik, pakaian, tekstil) dan
Hansol Group (Kertas/Telekomunikasi)
Pemantauan produk di jalur distribusi selama pengiriman ke retailer merupakan hal yang dirasa penting oleh E-mart. Sebagai salah satu retailer paling terkemuka di Korea Selatan, perusahaan ini mencoba menerapkan teknologi RFID untuk pemantauan inventory dan pemesanan produk termasuk pemantauan produk hingga sampai ke inventory bahkan sampai ke display dari setiap outlet.
Real-time system monitoring ini juga berguna bagi konsumen yang menunggu pemesanan produk akibat lack-of-inventory (backlog order) pada saat kedatangan konsumen. Inti dari penggunaan teknologi RFID adalah peningkatan kepuasan konsumen dan efisiensi dunia retailer.
GM Daewoo Auto & Technology ditetapkan sebagai salah satu mobil nasional sejak 1937. Pabrik yang awalnya berdiri di Incheon, berganti nama beberapa kali (awalnya bernama Saenara Motor). Setelah berkolaborasi dengan
Toyota di tahun 1965 (dengan nama
Shinjin Motor), namanya juga diganti lagi setelah berkolaborasi di tahun 1972 bersama
General Motor, USA. (
General Motors Korea, dan 1976 berganti nama menjadi
Daewoo Motor)
Tahun 1998, pada saat krisis finansial, perusahaan mengambil alih perusahaan
SsangYong (spesialis untuk produk 4WD) yang terimbas krisis moneter saat itu. Tetapi, alhasil Daewoo Motor juga terlilit krisis yang cukup berdampak pada tahun 1999.
Akhirnya, pada tahun 2002, General Motors memutuskan untuk membeli mayoritas asset Daewoo dan berkolaborasi dengan Suzuki dan SAIC holding. Sejarah singkat GM Daewoo menunjukkan bagaimana peran sektor eksternal pada penyelamatan perusahaan ini. Dan, saat ini, sebagai salah satu perusahaan otomotif korea yang cukup naik daun karena mobil "kecil", GM-Daewoo memposisikan diri sebagai salah satu perusahaan yang menerapkan RFID untuk kegiatan manufaktur dan SCM'nya.
Sistem RFID sedang dalam tahap pengembangan dan hampir pada tahap implementasi untuk produk secara keseluruhan. Sistem arsitektur dari teknologi RFID tersebut dapat dilihat di diagram di atas.
Hansol adalah sebuah pabrik konglomerasi di Korea yang bergerak di banyak sektor industri, antara lain konstruksi, elektronik, pariwisata, kimia, interior perumahan, produk kertas, telekomunikasi dan logistik.
Penguasaan di berbagai lini sektor industri tersebut membuat Hansol perlu meningkatkan efisiensi industri dengan teknologi RFID sebagai media mempercepat proses dan menekan resiko kehilangan produk, baik time-persistent product (kimia, telekomunikasi, dll) maupun state-persistent product (kertas, konstruksi, dll)