Monday, February 23, 2009

Metode Penataan Palet di Gudang

Perusahaan banyak menggunakan palet sebagai alat penataan di gudang. Ada beberapa cara penataan palet agar penyimpanan produk bisa dilakukan dengan efektif. Berikut ini adalah beberapa cara penataan palet yang umum dilakukan di perusahaan.
Block Stacking

Block Stacking mengacu pada unit produk ditumpuk ke arah atas dan disimpan berjajar menjadi sebuah baris atau blok. Palet ditumpuk dengan ketinggian tertentu berdasarkan kriteria seperti kondisi palet, berat beban termasuk produk, ketinggian yang diijinkan dan kapabilitas forklift gudang. Palet yang disimpan dalam metode ini dapat diambil dengan metode LIFO (Last-In-First-Out). Metode ini tidak memungkinkan bagi pengambilan barang dengan metode pengurutan tanggal atau FIFO. Pengambilan barang dapat menyebabkan "honeycombing" dimana ada kekosongan yang tidak dapat diisi hingga seluruh lane kosong. Metode ini tidak memakan biaya karena tidak memerlukan rak dan dapat dilakukan di berbagai tipe gudang dengan lahan yang terbuka luas.
Stacking Frame

Tumpukan palet berbingkai terbuat dari dek dan tonggak yang dapat dipasang dan dipindah jika diperlukan. Tumpukan berbingkai memungkinkan palet untuk ditumpuk dengan ketinggian tertentu dan secara khusus berguna ketika palet harus disimpan tanpa harus ditumpuk. Banyak perusahaan menggunakan tumpukan berbingkai di kala mereka membutuhkan rak sementara di saat-saat permintaan meningkat. Dengan penggunaan tumpukan berbingkai, kejadian "honeycombing" juga dapat terjadi seperti halnya di metode block stacking.

Single-Deep Pallet Rack

Single Deep Pallet Racking (SDPR) menyediakan akses setiap palet untuk dapat disimpan di rak. Hal ini sekaligus menjembatani hal "honeycombing" di stacking frames dan block stacking. Ketika sebuah palet dipindahkan, maka tempat kosong tersebut dapat diisi dengan palet lain. Tipe penempatan ini dapat disesuaikan dengan ukuran tinggi yang diinginkan. Mayoritas perusahaan menggunakan metode ini. Kekurangan dari metode ini adalah kebutuhan luas lantai untuk lebar lorong yang pas.

Double-Deep Pallet Rack

Metode double-deep pallet rack adalah varian dari single deep rack yang menempatkan dua buah rak tunggal pada sebuah tempat. Metode ini mengurangi jumlah kebutuhan lorong, tetapi rentan terhadap "honeycombing", sehingga metode ini kurang efisien dibandingkan single-deep racking. Dan, dibutuhkan forklift khusus untuk dapat mengambil dua palet sekaligus agar dapat menempatkan dan memindahkan palet dari rak.

Drive-In Rack

Rak metode drive-in menyediakan tempat 5 hingga 10, yang merupakan kepanjangan dari double-deep racking. Lini drive-in menyediakan akses bagi forklift untuk menempatkan atau memindahkan stok. Namun, forklift memiliki keterbatasan tempat untuk manuver dan ini membutuhkan waktu tambahan untuk menempatkan maupun mengambil palet. Metode ini sama dengan metode block stacking yang berdasarkan LIFO.
Pallet Flow Rack

Pallet Flow Rack beroperasi dengan cara memindahkan beban dari satu sisi ke sisi lain dengan sebuah konveyor sederhana sehingga pallet bisa dipindahkan secara FIFO. Ketika sebuah pallet berpindah, maka posisi pallet berikutnya mengisi pallet yang dipindahkan. Metode rak ini cocok untuk gudang yang memiliki perputaran produk tinggi, tetapi opsi ini cukup mahal.



Push Back Rack

Push back rak adalah solusi LIFO dimana beban pallet diletakkan pada penyimpanan dengan menggunakan rel penuntun. Ketika sebuah palet diletakkan di areanya, palet tersebut akan mendorong palet lain masuk ke tempat penyimpanan. Ketika sebuah palet diambil, maka palet yang bagian dalam akan bergeser menempati tempat palet yang terambil. Hal ini berarti setiap lini palet memiliki ruang gerak yang cukup untuk pengambilan palet. Metode ini tidak cocok untuk gudang yang menggunakan membutuhkan metode FIFO.

Cantilever Rack

Model dengan konsep "Pohon Natal", cantilever rack, memiliki fleksibilitas dalam jangka waktu penyimpanan dengan kemampuan meletakkan produk yang panjang, aneh maupun berat. Besi potongan, pipa, perabotan rumah tangga, triplek, metal dan lembaran formica adalah barang-barang yang sesuai ditempatkan di model cantilever rack. Dengan tempat rak yang kontinu, cantilever racks cocok untuk penempatan kotak yang besar, perabotan, dll. Cantilever rack bisanya membutuhkan penggunaan forklift seperti Sideloader, alat pengambil barang spesial (Special Orderpickers) dan truk dengan pencapaian 4 arah. (four directional reach trucks).

Pictures are downloaded from several resources.

Sunday, February 22, 2009

(Integrated) Negosiasi Bisnis

Budaya tawar-menawar (dengan kata halus = negosiasi) masih mewarnai kehidupan sehari-hari. Pasar swalayan selalu menyediakan barang dengan harga yang sudah tidak bisa ditawar. Tetapi, pasar tradisional masih memberikan keleluasaan dalam menawar harga maupun jumlah barang yang menjadi objek transaksi.

Begitu pula di dunia bisnis. Sangat berat ketika sebuah bisnis diperhadapkan masalah kualitas, biaya dan waktu. Kualitas selalu dikaitkan dengan kepuasan secara fisik dari object atau intangible dari sebuah jasa yang berkaitan dengan standard individu. Biaya berkaitan dengan harga atau uang yang perlu dikeluarkan terhadap sebuah transaksi. Dan waktu dihubungkan dengan besaran secara waktu yang diperlukan untuk sebuah transaksi.

Ketika membaca artikel http://www.detikfinance.com/read/2009/02/23/144519/1089091/4/china-tahan-pembiayaan-proyek-10000-mw-karena-kasus-merpati
sungguh sangat geli, ketika sebuah negosiasi bisnis bisa mempengaruhi bisnis yang lainnya. Dan, integrated bisnis seperti yang dilakukan pemerintah China memberi kekuatan pada ekonomi domestik dan memperkuat spekulasi bisnis di mata international.

Ketika sebuah pihak memiliki bargaining power (contoh: pihak kedua memiliki ketergantungan mutlak pada pihak kesatu), maka dapat dipastikan (integrated) negosiasi bisnis bisa mempengaruhi pihak kedua. Dengan integrated negosiasi bisnis yang dilakukan China, maka ekonomi di China pun bisa semakin kuat dan tidak mudah "dipermainkan" oleh pihak-pihak yang "mau seenaknya sendiri". Bahkan, bukan hanya pihak kesatu dan pihak kedua yang akan berkaitan dalam negosiasi bisnis tersebut, melainkan pihak ketiga yang merupakan bagian dari pihak kesatu pun perlu melakukan re-negosiasi untuk menyelamatkan pihak kesatu, sebagai sebuah kesatuan policy.

Hati-hati dalam melakukan negosiasi di era integrated-business ini. Budaya tawar-menawar itu bagus. Tapi, kalau sudah komitmen..... mari kita lakukan komitmen itu dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab.

-------------------------------
Jakarta - Lembaga keuangan China menahan kucuran pendanaan untuk proyek 10.000 MW tahap pertama karena masalah pembelian pesawat oleh Merpati dari pabrikan China, Xian Aircraft Industry Company Ltd.
Demikian disampaikan Mentei ESDM Purnomo Yusgiantoro di sela-sela raker dengan Komisi VII di gedung DPR, Jakarta, Senin (23/2/2009). "China menahan pencarian dana untuk 10.000 MW tahap pertama karena semula Merpati mau beli pesawat dari perusahaan China tapi ternyata dibatalkan karena harga pesawat dinilai terlalu tinggi. Makanya China menahan kucuran dana untuk pembangunan 10.000 MW pertama," katanya.
Ketika dikonfirmasi apa benar pembatalan pembelian pesawat menjadi kendala kucuran dana dari China, Purnomo kembali menegaskan. "Mereka memang menggunakan itu untuk tahan aliran dana ke proyek 10.000 MW tahap pertama. Makanya kami ingin klarifiaksi itu dengan pemerintah China. Jangan sampai itu dilakukan, karena kami akan kesulitan dengan masalah Merpati ini," tegasnya.
Purnomo menjelaskan, sebelumnya Merpati berencana membeli 15 pesawat dari Xian Aircraft Industry Company Ltd.Merpati rencananya memang membeli 15 unit pesawat dari produsen pesawat asal China yaitu Xian Aircraft Industry Company Ltd . Dari 15 unit pesawat jenis MA 60 itu sudah 2 unit didatangkan ke Indonesia sementara 13 unit lainnya masih tertunda.
Namun karena harganya dinilai terlalu tinggi, Merpati berencana menegosiasi ulang harga dan jumlah pesawat yang akan dibelinya. Namun pabrikan China tidak terima dan mengancam akan menggugat Merpati sebesar US$ 1 miliar. Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu kini memimpin tim negosiasi untuk membereskan masalah Merpati-Xian ini.

Wednesday, February 18, 2009

CRM dunia real

Bagaimana kita bisa mencari tahu tentang konsep CRM di dunia realita ?

Hari ini saya melewati sebuah pasar. Nama pasar tersebut adalah Bujeon market. Pasar ini cukup terkenal karena harganya yang sangat murah, meski letaknya berada di pusat kota. Alhasil, banyak pengunjung di tengah kota memilih untuk datang ke pasar ini daripada ke pasar swalayan untuk membeli bahan pokok kebutuhan sehari-hari.

Pedagang di tempat ini didominasi oleh orang tua. Mayoritas para pedagang adalah orang-orang lanjut usia. Mengapa ? Karena para kawula muda mau mencari posisi yang lebih bergengsi, sebagai pegawai kantor (white collar maupun blue collar). Tak sedikit dari para pedagang tsb. sudah menjadi warga dengan ekonomi golongan menengah ke atas. Setiap pagi, para orang tua ini diantar oleh anaknya untuk menempatkan barang dagangan dan dijemput setelah sang anak menyelesaikan pekerjaan di kantor.

Tidak hanya 1-2 orang saja yang terlihat dengan aktivitas demikian. Saya sempat mengamati 5-8 orang tua yang mengalami kehidupan seperti cerita di atas. Tentunya, ada lebih banyak dari angka yang saya amati. Sungguh memprihatinkan apabila melihat orang-orang tua tersebut harus bekerja lagi, meski anaknya sudah bekerja di tempat lain dan memiliki mobil serta posisi yang nyaman. Tetapi, akhirnya saya berpikir positif bahwa lebih baik menjadi pedagang pasar daripada harus menikmati hidup tanpa beraktivitas.

Karena umur yang telah lanjut, pengaturan keuangan para pedagang cenderung menggunakan mekanisme lama, yaitu penyimpanan di bawah kolong rumah, atau di bawah bantal. Tidak sedikit dari orang tua di Indonesia yang melakukan hal tersebut. Mereka kurang percaya dengan bank, karena munculnya rentenir-rentenir yang dengan sengaja menggandakan dan memanfaatkan uang pada jaman dahulu kala. Alhasil, para orang tua (hingga saat ini pun masih bisa dijumpai) cenderung untuk menyimpan di rumah daripada diletakkan di bank.

Dengan memperhatikan pola hidup demikian, sebuah bank X (lebih baik saya menyimpan nama bank tersebut) melakukan aksi "jemput bola". Mereka tahu bahwa orang-orang tua ini tidak mau meletakkan uangnya di bank. Mengapa ? Ada beberapa alasan:
1. Karena mereka sering berjualan sendiri. Mereka hanya percaya anaknya saja. Sedangkan, anaknya pasti sibuk kalau harus mengurus keuangan hasil penjualan sang ibu atau bapaknya.
2. Kalau mereka mau ke bank, artinya mereka akan meninggalkan tempat / lokasi penjualan. Justru hal ini akan mengurangi omzet mereka.
3. Mereka (para orang tua itu) tidak tahu bank mana yang bagus untuk mereka. Daripada coba-coba, mending disimpan sendiri saja.

Apa yang bank X lakukan? Seorang petugas memutari pasar, mencari konsumen bukan menunggu konsumen sebagaimana kebanyakan bank. Akhirnya, setiap pagi jam 10, ada seorang petugas bank keliling yang akan berjalan mengitari pasar Bujeon. Pada awalnya, setiap pedagang diminta untuk membuat buku tabungan terlebih dahulu, dimana petugas bank hanya meminta ID Card dan tanda tangan mereka. Petugas bank harus jeli terhadap keinginan konsumennya. Segala jenis kemudahan diberikan kepada pedagang yang notabene adalah orang tua. (tentunya, tetap mengikuti ketentuan dari pemerintah)

Setelah beberapa waktu, petugas Bank akan berputar sambil membawa uang dan buku tabungan dari masing-masing pedagang. Apabila ada pedagang yang mau menyimpan uangnya, petugas Bank akan mengambil uang tersebut dan memberikan hadiah kecil buat para pedagang tersebut. Hal ini terlihat sulit pada awalnya, karena belum adanya "TRUST" dari para pedagang kepada bank X tersebut. Tetapi, trust muncul karena pengalaman dan nama baik. Dan, akhirya pelayanan tersebut berlanjut karena hasil terbentuknya TRUST.

Tidak hanya mencari pedagang yang mau menyimpan uang, petugas bank tersebut juga membawa sejumlah uang bagi para pedagang yang memiliki account di bank tersebut yang mau mengambil sejumlah uang dari tabungannya. Bank tersebut memberi pelayanan pencetakan buku, penyetoran tunai, dan beberapa layanan lainnya.

Suatu hari, saya berjalan sekitar jam 11an. Saya menyaksikan seorang petugas bank yang sedang berjalan dan membawa segebok uang (kalau saya perkirakan sih, lebih dari 2 jt won (sekitar 20 jt rupiah), itu hanya untuk sebuah kompleks kecil dari pasar Bujeon. Bayangkan berapa petugas yang akan berputar di pasar itu. (Dimana bank tersebut hanya memiliki kantor yang sangat kecil).

Terakhir, saya menyaksikan petugas bank sudah membawa sebuah kereta dorong, yang berisi uang pecahan yang berbeda-beda. Pedagang kadang menyerahkan uang receh, atau bahkan mau menarik uang yang jumlahnya sedikit. Demi memuaskan keinginan konsumen, petugas bank harus mengakali cara untuk bisa memberikan pelayanan yang terbaik.

Konsep CRM tidak hanya bisa dilakukan secara komputasi, namun juga bisa dilakukan dengan personall approach, seperti yang dilakukan oleh bank X ini.

Semoga konsep CRM di dunia real ini bisa memberi pencerahan untuk konsep CRM di dunia maya, terlebih lagi dunia e-business.

Wednesday, February 4, 2009

2009 - Postdoctoral Position on Business Process Management (BPM) in Logistics

We are looking for a post-doctoral fellow interested in working on Logistic Process Management supported by Brain Korea 21 (BK21) project at Pusan National University (PNU). This program was established by Korean Government to assist promising and highly qualified young researchers wishing to conduct research in South Korea. It aims at providing opportunities for such researchers to conduct cooperative research with leading research groups in universities and other Korean institutions. Such collaboration will advance scientific research.

Any of candidates with Phd degree in Industrial Engineering, Computer Science or Management Information System is encouraged to have research opportunity in Business & Service Computing Laboratory, Industrial Engineering Department, PNU.


Research Topics of the group:

- Business Process Management

- Logistic Information System

- Service Oriented Architecture

- Context Aware Logistic Process Management

- RFID Workflow

- Complex Event Handling

- Process-based B2B Integration

- XML and webservice

Eligibility/Requirement

PhD in Industrial Engineering, Computer Science, or related majors

Excellent English Skill.

Excellent Skill of computer programming language (Java) and database (Oracle).

OO System Analysis and Design

ScholarshipDuration: 12months starting April 2009 (Based on the research progress, the duration may be extended)Salary: 24,000,000 Korean Won/year (current exchange rate is about 1,300 Won/USD).

Dateline

Applicants are invited to send a detailed resume including name, address, and contact information to us.Please include your curriculum vitae, a list of publications. The deadline of the application is 17 February 2009

Email : Dr. Hyerim Bae, hrbae@pusan.ac.kr

Associate Professor, Industrial Engineering Department, Pusan National UniversityTel. +82-51-510-2733

Admin : Mr. Bernardo, bernardo@pusan.ac.kr