Penyedia jasa sudah memberikan signal untuk menyediakan "CUSTOMIZED" service. Sebuah hal yang dinantikan oleh konsumen, yaitu customization, telah dilakukan oleh beberapa perusahaan terkemuka untuk dapat bersaing di era yang penuh dengan kompetisi.
Teori customization sangat mudah. Sebuah perusahaan perlu mengetahui "isi hati" konsumen dan memproduksi produk yang sesuai dengan keinginan "isi hati" tersebut. Namun, dalam praktek sebuah bisnis, proses negosiasi atau proses untuk mengetahui "isi hati" konsumen adalah sangat susah. Banyak keinginan konsumen yang, bisa jadi, tidak sesuai dengan proses produksi atau material yang tersedia. Bisa jadi, konsumen justru lebih kecewa ketika mengetahui bahwa perusahaan tersebut tidak bisa memenuhi keinginannya.
Hal ini tentunya bisa dicari jalan tengahnya. Perusahaan menyediakan media yang dapat membatasi keinginan konsumen dalam hal design. Dan, konsumen dapat memiliki akses tersendiri untuk men-desain produk sesuai dengan keinginannya. Sesuatu yang tidak mudah. Tetapi, hal ini telah dilakukan oleh beberapa perusahaan terkemuka di dunia. Hari ini, saya akan mengambil contoh 3 perusahaan besar yang telah mengadopsi sistem CUSTOMIZATION untuk meningkatkan kompetensi perusahaan mereka di era Co-Creation Customer Value.
NIKE (USA)
Konsumen dapat memberikan inspirasi sebuah desain sepatu yang bagus berdasarkan keinginan pribadi. Tentunya, ada banyak constraint yang perlu diketahui oleh konsumen. Dengan teknologi Web 2.0, sistem design customization dapat terlaksana. NIKE telah memulai sebuah metode menjaring suara konsumen perihal desain sepatu. Desain, warna, bentuk, dan segala properties yang perlu dilakukan untuk desain sepatu telah disediakan dalam website NIKE. Konsumen dapat menanyakan pendapat kepada komunitas yang tersedia untuk pengguna NIKE. Dan, penyedia jasa bisa memberikan perkiraan harga untuk design yang telah dibuat. Tentu saja, sistem ini semakin meningkatkan antusiasme konsumen dalam "PERSONALIZED" produk sepatu.
LEGO (Denmark)
Banyak kompetitor melihat mainan LEGO sebagai produk yang prospektif untuk mainan anak. Bukan hal itu saja, beragam permainan video telah menguras perhatian anak2, sehingga mereka beralih dari permainan LEGO ke arah video game. Hal ini sangat tidak menguntungkan LEGO sebagai pemain awal di dunia mainan anak-anak yang membutuhkan kreativitas dan ketrampilan ini. Dengan menggunakan teknologi Web 2.0, konsumen dapat mendownload sebuah software LEGO DIGITAL DESIGNER untuk membuat LEGO yang sesuai dengan keinginan pribadinya. Potensi sistem CUSTOMIZATION ini akan menjadi peluang yang sangat bagus untuk masa depan LEGO ketika mengetahui keinginan konsumen satu per satu.
IKEA (Sweden)
Sebuah perusahaan furniture dunia dari Swedia, yang sudah tidak asing lagi di telinga international, memberikan fasilitas kemudahan bagi konsumen yang ingin berbelanja perabotan rumah tangga. Fasilitas HOME PLANNER yang disediakan oleh IKEA memberi kemudahan bagi konsumen untuk mendesain (rumah, kantor, dapur, kamar tidur, dll.) dan mengetahui perkiraan harga dari desain yang dibuatnya. Desain yang telah dibuat dapat dikirimkan ke kantor IKEA dan pengiriman akan dilakukan sesuai dengan ketersediaan barang di gudang. Sistem ini sudah diterapkan cukup lama oleh IKEA US dan Europe untuk memberi kepuasan dan kelegaan kepada konsumen perihal desain dan customization.
Ada banyak perusahaan lain sedang mengarah pada hal serupa. Mereka berlomba-lomba menjadi perusahaan yang siap "CUSTOMIZED" pada setiap keinginan konsumen. Apabila tiba saatnya, kita yang adalah konsumen harus menentukan pilihan yang tepat. Ketika semua menyediakan kemudahan, maka kita yang akan kesulitan memilih.
Para konsumen, bersiaplah pada era "CUSTOMIZATION".
Personal Branding
11 years ago
No comments:
Post a Comment