Wednesday, July 15, 2009

The tertiary and quaternary sector of economy

Tertiary sector of economy

The tertiary sector of economy (also known as the service sector or the service industry) is one of the three economic sectors, the others being the secondary sector (approximately manufacturing ) and the primary sector (extraction such as mining, agriculture and fishing). The general definition of the Tertiary sector is producing a service instead of just a end product, in the case of the secondary sector. Sometimes an additional sector, the "quaternary sector" , is defined for the sharing of information (which normally belongs to the tertiary sector).
(source : wikipedia)

Industri jasa dalam kategori ekonomi pada jaman dahulu dapat disebut sebagai produk tak berwujud. (intangible produk). Industri jasa biasanya termasuk penyediaan jasa kepada business lain atau konsumen akhir. Transportasi, distribusi atau wholesaler, retailer .. juga di antaranya jasa pengendali hama ataupun industri hiburan, termasuk dalam kategori industri jasa. Produk riil juga dapat diubah menjadi sebuah media penghantar jasa seperti yang terjadi di restoran ataupun reparasi peralatan. Namun, industri jasa yang dimaksud disini lebih berkaitan dengan interaksi antara orang dan melayani konsumen daripada sekedar mengubah bentuk produk fisik.

Sektor industri jasa terdiri dari produk yang "soft", sebagai bagian dari ekonomi.. seperti asuransi, pemerintahan, pariwisata, banking, retail, pendidikan dan pelayanan sosial. Pekerjaan pada sektor "soft" ini, para pekerja lebih dominan untuk menggunakan aset pengetahuan (knowledge assets), aset kolaborasi (collaboration assets) dan perjanjian proses untuk meningkatkan produktivitas (effectiveness), potensi peningkatan performansi (performance improvement potential) dan kesinambungan (sustainability).

Banyak orang mengincar tipe perusahaan seperti ini dikarenakan bentuk perusahaan yang lebih fleksibel dan suasana kerja yang lebih mengedepankan aktualisasi diri sebagai salah satu puncak kebutuhan manusia (berdasar teori Maslow). Output yang dihasilkan dari sektor industri ini adalah informasi (konten), jasa, perhatian (attention), nasehat (advice), pengalaman (experiences), dan atau diskusi (FAQ). Contoh lain seputar sektor industri jasa :
Franchising, Media massa, jasa pendidikan, industri "hospitality" (restoran, hotel, casino), konsultan, advokasi, rumah sakit, pengendalian limbah, real estate, jasa personal (i.e. financial personal service), penyedia jasa (business service provider), dll.

Quaternary sector of the economy

The quaternary sector of the economy is an extension of the three-sector hypothesis of industrial evolution. It principally concerns the intellectual services: information generation, information sharing, consultation, education and research development . It is sometimes incorporated into the tertiary sector but many argue that intellectual services are distinct enough to warrant a separate sector.
(source : wikipedia)

Sektor industri ini banyak ditemukan di negara2 maju dan membutuhkan tenaga kerja dengan keahlian intelektual tinggi. Sektor industri ini lebih mengedepankan pengembangan untuk masa depan. Penelitian dan pengembangan lebih diarahkan kepada pemangkasan biaya, penjajakan market baru, memproduksi ide inovatif, metode produksi / manufaktur baru, dsb. Untuk sektor industri farmasi (kimia), tentunya hal ini memiliki nilai yang sangat tinggi karena bisa menciptakan produk bermerek di masa depan yang memiliki keuntungan berlipat-lipat.

Namun, berdasarkan beberapa definisi, sektor quarternary ini juga termasuk perusahaan jasa murni seperti industri hiburan. dan, bahkan ada yang menempatkan sektor industri "quinary" yang merepresentasikan industri kesehatan, industri kebudayaan dan penelitian.

Sektor industri quaternary diantaranya bisa termasuk dalam kategori sektor industri tertiary, karena keduanya termasuk sektor industri jasa. Kedua sektor industri ini berperan cukup penting di UK (England) karena telah mempekerjakan 76% dari total tenaga kerja di UK. Dan, Indonesia, melalui departemen Perdagangan RI, telah menelurkan sebuah konsep Industri Kreatif dimana hal tersebut telah dicetuskan oleh UK di era abad 20 (1990-an) yang menjadi cikal bakal tertiary and quaternary industry.

Ringkasan dan Opini
Tidak mengherankan apabila posisi UK sebagai negara maju yang mampu mengedepankan creative industry menjadi contoh bagi negara2 berkembang lainnya. Kita bisa melihat bagaimana negara kecil Singapore bisa berkembang. Bukan karena kemampuan berproduksi (untuk produk secara fisik), tetapi kemampuan menghasilkan technology dengan knowledge dan mengembangkan segala sesuatu'nya dengan knowledge-based system.

Pergeseran industri dari bentuk fisik menjadi informasi akan semakin besar. Industri manufaktur padat karya akan tergeser oleh industri padat modal. Mau tidak mau, industri padat karya perlu segera berbenah diri.

Berdasarkan data dari Departemen Perindustrian, Sekjen Departemen Perindustrian mencontohkan untuk pertumbuhan industri makanan dan minuman menurun dalam 10 tahun terakhir dari 33 persen menjadi 29 persen. Sementara itu untuk industri elektronik dan alat angkut meningkat dalam 10 tahun yaitu dari pertumbuhan 20 persen menjadi 29 persen.

Sementara Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional, Paskah Suzetta menambahkan, pertumbuhan industri pengolahan (manufaktur) terus mengalami penurunan. Pada tahun 2005, pertumbuhan industri pengolahan mencapai 4,62 persen per tahun, tapi di tahun 2008 menurun menjadi 3,66 persen.

(sumber : http://www.depperin.go.id/ind/publikasi/berita_psb/2009/20092054.HTM)

Bagaimana peluang lulusan Teknik Industri ?
High-tech industry akan semakin meningkat di Indonesia. Service Industry tentunya akan terus meningkat pula. Kemampuan analitis seorang alumni Teknik Industri akan tetap dibutuhkan di berbagai sektor tersebut. Dan, peluang kerja Teknik Industri akan semakin merambah pada tertiary and quaternary sector of economy. Tentunya, IT related skills akan dominan untuk alumni TI. Apakah IT related skills itu ? Algorithm-minded skills and Programming-skills, adalah 2 diantara sekian banyak IT related skills dibanding hanya sekedar membaca atau Data-analysis skills. Mereka yang mampu bereksperimen dengan data, mereka yang akan memanfaatkan sektor2 industri tertiary dan quaternary.

Opini ini bisa dipandang positif maupun negatif. Dan, opini ini masih bisa berkembang lagi berdasarkan data-data empiris yang masih belum bisa dikumpulkan hingga saat ini.
Semoga bermanfaat

Thursday, July 2, 2009

Mindset ERGONOMI (2)

Melihat tentang Ergonomi yang tertulis di artikel sebelumnya, saya melihat bahwa perihal ergonomic bisa menjadi sebuah keilmuan teknik (engineering) yang bagus untuk negara yang "PADAT KARYA". Kenapa ?

Semua perihal ergonomi dikategorikan berdasarkan tingkah laku dan kebiasaan manusia dalam bekerja. Dan, mulai pada saat revolusi industri, dunia sedikit demi sedikit bergeser kepada dunia otomasi (mesin, robotik, dll.). Alhasil, peran manusia akan semakin didominasi oleh knowledge ketimbang rutinitas pekerjaan manual seperti yang banyak terlihat di industri skala kecil dan menengah saat ini.

Bisa dilihat di negara-negara maju, bagaimana potensi ilmu ergonomi ini. Saya mencari sebuah contoh di negara Korea Selatan (yang masih dalam proses disebut negara maju). Pada umumnya, tidak ada ada satu jurusan secara khusus yang mempelari ERGONOMI. Korea Selatan memiliki jurusan yang cukup kuat di bidang mesin dan high technology. Cikal bakal high tech'nya berasal dari jurusan mesin yang kemudian digabung dengan elektro menjadi mechatronics. Di lingkungan industri high tech, mayoritas mesin yang memiliki presisi tinggi adalah hasil penelitian dari para ahli di bidang mechatronics.
(tentu saja memiliki jurusan sosial, ekonomi, dsb. yang masih potensial. Tetapi, secara khusus perihal Ergonomi, belum terlihat mendominasi di lingkungan jurusan Teknik Industri di universitas yang ada di Korea Selatan ini)

Tentu saja, ketika industri sudah melaju menuju otomasi industri, maka potensi Sumber Daya Manusia harus semakin berkembang, kalau tidak akan tersingkir oleh kemampuan robot atau mesin yang dirancang memiliki kemampuan serupa dengan manusia (Artificial Intelligence). Hal ini tentunya membawa dampak buruk bagi negara2 berkembang yang memiliki industri Padat Karya.

Oleh karena itu, mindset tentang Ergonomi tentunya sangat berbeda antara negara maju dan negara berkembang. Ketika Indonesia mau merambah area Ergonomi (karena Indonesia masih tergolong negara yang memiliki industri Padat Karya yang cukup banyak), maka ada potensi negara-negara berkembang lainnya akan belajar di Indonesia sebagai negara yang mampu mengatasi permasalahan ergonomi bagi para pekerjanya.

Saya melihat, potensi ilmu Ergonomi masih besar untuk bisa dikembangkan di Indonesia. Jangan sampai negara maju juga ikut dalam pengembangan ergonomi ini. Indonesia punya banyak contoh industri real daripada negara maju yang mengandalkan mesin dan otomasi. Ayo tingkatkan ilmu Teknik Industri !

Mindset ERGONOMI (1)

Dalam beberapa hari ini, saya berdiskusi dengan seorang rekan perihal ERGONOMI. Ergonomi adalah sebuah keilmuan yang mempelajari perilaku manusia dalam kaitannya dengan pekerjaan mereka. (dept. kes). Berikut ini artikel tentang Ergonomi yang saya kutip dari penjelasan Departemen Kesehatan.

Ruang lingkup ergonomik sangat luas aspeknya, antara lain meliputi :
- Tehnik
- Fisik
- Pengalaman psikis
- Anatomi, utamanya yang berhubungan dengan kekuatan dan gerakan otot dan persendian
- Anthropometri
- Sosiologi
- Fisiologi, terutama berhubungan dengan temperatur tubuh, Oxygen uptake, pols, dan aktivitas otot.
- Desain, dll.

Metode Ergonomi
1. Diagnosis, dapat dilakukan melalui wawancara dengan pekerja, inspeksi tempat kerja penilaian fisik pekerja, uji pencahayaan, ergonomik checklist dan pengukuran lingkungan kerja lainnya.Variasinya akan sangat luas mulai dari yang sederhana sampai kompleks.

2. Treatment, pemecahan masalah ergonomi akan tergantung data dasar pada saat diagnosis. Kadang sangat sederhana seperti merubah posisi meubel, letak pencahayaan atau jendela yang sesuai. Membelifurniture sesuai dengan demensi fisik pekerja.

3. Follow-up, dengan evaluasi yang subyektif atau obyektif, subyektif misalnya dengan menanyakan kenyamanan, bagian badan yang sakit,nyeri bahu dan siku, keletihan , sakit kepala dan lain-lain. Secaraobyektif misalnya dengan parameter produk yang ditolak, absensisakit, angka kecelakaan dan lain-lain.

Aplikasi/penerapan Ergonomik:
1. Posisi Kerja terdiri dari posisi duduk dan posisi berdiri, posisi duduk dimana kaki tidak terbebani dengan berat tubuh dan posisi stabil selama bekerja. Sedangkan posisi berdiri dimana posisi tulang belakang vertikal dan berat badan tertumpu secara seimbang pada dua kaki.
2. Proses Kerja
Para pekerja dapat menjangkau peralatan kerja sesuai dengan posisi waktu bekerja dan sesuai dengan ukuran anthropometrinya. Harus dibedakan ukuran anthropometri barat dan timur.

3. Tata letak tempat kerja
Display harus jelas terlihat pada waktu melakukan aktivitas kerja.Sedangkan simbol yang berlaku secara internasional lebih banyak digunakan daripada kata-kata.
4. Mengangkat beban
Bermacam-macam cara dalam mengangkat beban yakni, dengan kepala, bahu, tangan, punggung dsbnya. Beban yang terlalu berat dapat menimbulkan cedera tulang punggung, jaringan otot dan persendian akibat gerakan yang berlebihan.
a. Menjinjing beban
Beban yang diangkat tidak melebihi aturan yang ditetapkan ILO sbb:
- Laki-laki dewasa 40 kg
- Wanita dewasa 15-20 kg
- Laki-laki (16-18 th) 15-20 kg
- Wanita (16-18 th) 12-15 kg
b. Organisasi kerja
Pekerjaan harus di atur dengan berbagai cara :
- Alat bantu mekanik diperlukan kapanpun
- Frekuensi pergerakan diminimalisasi
- Jarak mengangkat beban dikurangi
- Dalam membawa beban perlu diingat bidangnya tidak licin dan mengangkat tidak terlalu tinggi.
- Prinsip ergonomi yang relevan bisa diterapkan.
c. Metode mengangkat beban
Semua pekerja harus diajarkan mengangkat beban. Metode kinetik dari pedoman penanganan harus dipakai yang didasarkan pada dua prinsip :
- Otot lengan lebih banyak digunakan dari pada otot punggung
- Untuk memulai gerakan horizontal maka digunakan momentum berat badan.Metoda ini termasuk 5 faktor dasar :
o Posisi kaki yang benar
o Punggung kuat dan kekar
o Posisi lengan dekat dengan tubuh
o Mengangkat dengan benar
o Menggunakan berat badan
d. Supervisi medis
Semua pekerja secara kontinyu harus mendapat supervisi medis teratur.
- Pemeriksaan sebelum bekerja untuk menyesuaikan dengan beban kerjanya
- Pemeriksaan berkala untuk memastikan pekerja sesuai dengan pekerjaannya dan mendeteksi bila ada kelainan
- Nasehat harus diberikan tentang hygiene dan kesehatan,khususnya pada wanita muda dan yang sudah berumur.

Kelelahan/Fatique
Setelah pekerja melakukan pekerjaannya maka umumnya terjadi kelelahan, dalam hal ini kita harus waspada dan harus kita bedakan jenis kelelahannya, beberapa ahli membedakan/membaginya sebagai berikut :
1. Kelelahan fisik
Kelelahan fisik akibat kerja yang berlebihan, dimana masih dapat dikompensasi dan diperbaiki performansnya seperti semula. Kalau tidak terlalu berat kelelahan ini bisa hilang setelah istirahat dan tidur yang cukup.
2. Kelelahan yang patologis
Kelelahan ini tergabung dengan penyakit yang diderita, biasanya muncul tiba-tiba dan berat gejalanya.
3. Psikologis dan emotional fatique
Kelelahan ini adalah bentuk yang umum. Kemungkinan merupakan sejenis “mekanisme melarikan diri dari kenyataan” pada penderitap sikosomatik. Semangat yang baik dan motivasi kerja akanmengurangi angka kejadiannya di tempat kerja.
4. Upaya kesehatan kerja dalam mengatasi kelelahan, meskipun seseorang mempunyai batas ketahanan, akan tetapi beberapa hal dibawah ini akan mengurangi kelelahan yang tidak seharusnyaterjadi :
· Lingkungan harus bersih dari zat-zat kimia.
· Pencahayaan dan ventilasi harus memadai dan tidak ada gangguan bising
· Jam kerja sehari diberikan waktu istirahat sejenak dan istirahat yang cukup saat makan siang.
· Kesehatan pekerja harus tetap dimonitor.
· Tempo kegiatan tidak harus terus menerus
· Waktu perjalanan dari dan ke tempat kerja harus sesingkat mungkin, kalau memungkinkan.
· Secara aktif mengidentifikasi sejumlah pekerja dalam peningkatan semangat kerja.
· Fasilitas rekreasi dan istirahat harus disediakan di tempat kerja.
· Waktu untuk liburan harus diberikan pada semua pekerja
· Kelompok pekerja yang rentan harus lebih diawasi misalnya;
- Pekerja remaja
- Wanita hamil dan menyusui
- Pekerja yang telah berumur
- Pekerja shift
- Migrant.
· Para pekerja yang mempunyai kebiasaan pada alkohol dan zat stimulan atau zat addiktif lainnya perlu diawasi.